Oleh: Eva Nur Hamidah
Bangkalan, Metroliputan7.com.-
Feminisme, sebagai gerakan sosial yang memperjuangkan kesetaraan gender, telah menjadi topik hangat perdebatan lintas agama dan budaya. Islam, sebagai salah satu agama mayoritas di dunia, juga tak luput dari perbincangan ini. Kedudukan feminisme dalam perspektif Islam menjadi isu yang kompleks dan menarik untuk dikaji, mengingat adanya interpretasi yang beragam terhadap ajaran Islam terkait peran perempuan. Islam mengajarkan prinsip kesetaraan yang mendasar antara laki-laki dan perempuan sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Al-Qur’an menegaskan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam beribadah dan meraih ridha Allah. Ayat-ayat Al-Qur’an yang menekankan persamaan hak ini menjadi landasan bagi para pembela hak perempuan dalam Islam.
Meskipun menekankan kesetaraan, Islam juga mengakui adanya perbedaan peran dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga dan masyarakat. Perbedaan ini bukan berarti adanya superioritas salah satu pihak, melainkan pembagian tugas yang didasarkan pada fitrah dan potensi masing-masing. Konsep feminisme dalam Islam seringkali menimbulkan perdebatan, ada yang berpendapat bahwa feminisme bertentangan dengan ajaran Islam, sementara yang lain melihat bahwa feminisme sejalan dengan nilai-nilai kesetaraan yang diajarkan Islam.
Gerakan feminisme Islam muncul sebagai upaya untuk mengintegrasikan nilai-nilai feminisme dengan ajaran Islam. Para feminis Islam berargumen bahwa Islam tidak menghalangi perempuan untuk meraih potensi maksimalnya, namun seringkali interpretasi yang keliru dan praktik budaya yang patriarkis menjadi penghalang. Salah satu tantangan utama dalam mewujudkan kesetaraan gender dalam konteks Islam adalah adanya interpretasi yang beragam terhadap teks-teks agama. Selain itu, praktik budaya patriarkis yang telah mengakar dalam masyarakat juga menjadi kendala.
Namun, kedudukan perempuan tidak hanya dipengaruhi oleh agama, tetapi juga oleh konteks sosial budaya yang lebih luas. Faktor-faktor seperti ekonomi, politik, dan pendidikan juga memainkan peran penting. Kedudukan feminisme dalam perspektif Islam adalah isu yang kompleks dan multidimensi. Islam mengajarkan prinsip kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, namun praktik sosial budaya seringkali bertentangan dengan ajaran tersebut. Gerakan feminisme Islam menawarkan alternatif yang berusaha mengintegrasikan nilai-nilai feminisme dengan ajaran Islam. Untuk mencapai kesetaraan gender yang sejati, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk ulama, aktivis, dan masyarakat secara keseluruhan.
Sabtu, 03 Agustus 2024.
Buya Dr. Mohamad Djasuli,(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)