Oleh: Mabita Mardatillah (Pendidikan IPA)
Bangkalan, Metroliputan7.com.–
Ilmu astronomi adalah salah satu cabang pengetahuan yang berkembang pesat dalam peradaban Islam, terutama pada era keemasan Islam (abad ke-8 hingga ke-14). Dalam periode ini, para ilmuwan Muslim memberikan kontribusi besar terhadap penemuan dan pemahaman tentang bintang, planet, serta alam semesta secara keseluruhan. Melalui observasi yang cermat dan metode ilmiah yang dikembangkan, mereka tidak hanya mewarisi ilmu dari peradaban Yunani dan Persia, tetapi juga memperkaya, memperbaiki, dan memperluasnya.
Astronomi menjadi salah satu disiplin ilmu penting yang dipelajari oleh ilmuwan Muslim karena memiliki kaitan erat dengan penentuan waktu ibadah, seperti waktu salat dan arah kiblat. Hal ini mendorong para cendekiawan Muslim untuk mengembangkan pengetahuan tentang langit, kalender, dan gerak benda-benda langit. Selain itu, didukung oleh sikap agama Islam yang mendorong pencarian ilmu, perpustakaan dan lembaga pendidikan seperti Bayt al-Hikmah (Rumah Kebijaksanaan) di Baghdad menjadi pusat kegiatan ilmiah.
Salah satu tokoh besar dalam bidang astronomi adalah Al-Farghani (abad ke-9), seorang ahli astronomi yang menghasilkan karya berjudul Al-Majisti, sebuah karya yang menjelaskan teori pergerakan bintang-bintang. Dalam karyanya, Al-Farghani memperkenalkan pemahaman tentang jarak antara Bumi dan benda-benda langit, serta mengembangkan model astronomi yang lebih akurat dibandingkan dengan pendahulunya.
Salah satu ilmuwan Muslim yang paling terkenal dalam bidang astronomi adalah Al-Battani (850-929 M). Ia terkenal dengan observasi yang sangat akurat terhadap gerakan matahari, bulan, dan planet. Al-Battani adalah salah satu astronom pertama yang menghitung tahun matahari dengan tingkat presisi yang lebih baik, memperkirakan panjang tahun matahari sebesar 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik — yang hanya meleset beberapa menit dari perhitungan modern. Al-Battani juga menemukan bahwa orbit bulan dan planet bukanlah lingkaran sempurna, tetapi elips, sebuah penemuan penting yang kemudian diperbaiki dan diperluas oleh Johannes Kepler berabad-abad kemudian.
Karya-karya ilmuwan Muslim dalam bidang astronomi tidak hanya mempengaruhi generasi ilmuwan berikutnya di dunia Islam, tetapi juga di Eropa.
Banyak karya ilmiah dari para astronom Muslim diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad pertengahan, yang kemudian menjadi dasar bagi kebangkitan astronomi di Eropa, termasuk revolusi ilmiah yang dipimpin oleh ilmuwan seperti Copernicus, Kepler, dan Galileo. Jejak para ilmuwan Muslim dalam penemuan bintang dan planet sangat jelas terlihat dalam kemajuan ilmu astronomi modern. Penggunaan metode ilmiah yang sistematis, pengembangan alat observasi, serta pemahaman mendalam tentang gerakan benda-benda langit adalah warisan berharga yang mereka tinggalkan bagi peradaban manusia.
Rabu, 18 September 2024.
Buya Dr. Mohamad Djasuli,(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)