Scroll untuk baca artikel
Seni Budaya

Weton Jawa sebagai Tradisi Penanggalan dan Kearifan Lokal

737
×

Weton Jawa sebagai Tradisi Penanggalan dan Kearifan Lokal

Share this article

Penulis: Wiji

Bangkalan, Metroliputan7.com.–

Weton Jawa adalah sistem penanggalan tradisional yang telah menjadi bagian yang sangat penting dari budaya masyarakat Jawa. Sistem ini menggabungkan hari dalam seminggu dengan hari pasaran, sistem ini digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk menentukan hari baik, meramal nasib, dan memahami karakter seseorang.
Asal Usul dan Perkembangan Weton Jawa
Sistem weton berasal dari pengaruh budaya Hindu-Buddha melalui kalender Sapta-Ratri, yang berarti “tujuh malam”. Sapta-Ratri memiliki tujuh putaran yang berlangsung selama tujuh hari. Ketika pengaruh Hindu-Buddha mulai memudar di Jawa, sistem ini berubah menjadi sistem weton yang menggabungkan hari pasaran Jawa (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon) dengan tujuh hari dalam seminggu (Senin-Minggu), menghasilkan periode 35 hari yang disebut selapan.

Pada masa penyebaran Islam di Jawa, para ulama menggabungkan tradisi weton dengan ajaran Islam tanpa menghapus elemen-elemen budaya asli. Nama-nama hari dalam seminggu mulai menggunakan istilah Arab, sementara hari pasaran tetap mempertahankan istilah Jawa. Sistem ini terus berkembang menjadi alat untuk menentukan waktu ritual dan upacara penting seperti pernikahan dan panen.

Struktur Weton
Weton terbentuk dari dua komponen utama:
1. Hari dalam seminggu: Senin hingga Minggu.
2. Hari pasaran: Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon.
Gabungan ini menciptakan periode 35 hari yang digunakan untuk berbagai keperluan adat. Selain itu, kalender Jawa juga mengenal konsep “Sedulur Papat Lima Pancer”, yaitu filosofi tentang arah kehidupan manusia berdasarkan hari kelahirannya.

Fungsi Weton
Weton memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan masyarakat Jawa:
1. Menentukan hari baik, weton digunakan untuk menentukan acara penting seperti pernikahan atau ritual adat.
2. Ramalan karakter dan nasib, weton dipercaya memengaruhi sifat dan nasib seseorang berdasarkan kombinasi hari kelahirannya.
3. Pertanian dan panen, weton membantu menentukan musim panen dan aktivitas pertanian.
Perkembangan Weton di Era Modern
Meskipun kalender Gregorian lebih banyak digunakan saat ini, weton tetap hidup sebagai bagian dari kearifan lokal. Tradisi ini beradaptasi dengan perkembangan zaman dan masih digunakan dalam kehidupan masyarakat Jawa sebagai simbol penghormatan terhadap leluhur.

 

Selasa, 15 April 2025.
Buya Dr. Mohamad Djasuli,(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *