Pamekasan – Metroliputan7.com.—
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur menggelar rapat kerja program eliminasi tubercolosis (TBC) tahun 2023 di ball room Azana Hotel, Jalan Jokotole Pamekasan, rabu (5/7/2023) pagi.
Acara yang dihadiri langsung oleh Bupati Pamekasan tersebut diikuti seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Pamekasan, camat, puskesmas, perwakilan organisasi kemasyarakatan (ormas), dan kader TBC.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan, dr. Saifuddin mengungkapkan, kegiatan itu berdasarkan peraturan presiden nomor 67 tahun 2021 tentang penanggulangan TBC dengan target tahun 2030 Indonesia mampu mengiliminasi TBC. Sebab, penyakit ini disebabkan oleh bakteri tubercolosis yang menyerang paru dan organ dalam lainnya ditandai dengan batuk berdahak melebihi dua minggu.
“Penyakit ini bisa disembuhkan dengan pengobatan selama enam bulan, TBC saat ini masih sangat tinggi di Indonesia, Jawa Timur, dan Pamekasan. Pada tahun 2022 di Jawa Timur temuan terduga kasus TBC mencapai 81.753, sementara di Pamekasan sebanyak 7.788,” terangnya.
Pihaknya ingin meningkatkan partisipasi semua pihak untuk mendukung program eliminasi TBC agar bersama-sama memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit TBC berikut bahaya dan cara pengobatannya. Sehingga, masyarakat Pamekasan dapat terselamatkan dari penyakit membahayakan itu.
“Harapan saya ada kerjasama sama dari semua stake holder untuk mengiliminasi TBC ini pada tahun 2030,” harap politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.
Sementara itu, Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam meminta rapat kerja program TBC dapat menghasilkan peta jalan yang jelas, kongkrit, dan strategis untuk memutus penularan penyakit TBC. Tentu, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara bergandengan tangan oleh semua pihak, dan masyarakat Pamekasan secara umum.
“Kita harus bergandengan tangan untuk sukses iliminasi TBC, tujuan akhirnya adalah Pamekasan bebas TB,” tegasnya.
Bupati yang akrab disapa Mas Tamam ini memberikan saran agar petugas dapat memanfaatkan berbagai kegiatan di desa desa, mulai kegiatan pengajuan, bakti sosial, dan lain lain agar sosialisasi iliminasi TBC ini massif hingga tatatan akar rumput.
“Kita juga bisa melakukan sosialisasi melalui pendamping-pendamping, baik pendamping PKH, pendamping desa, dan yang lainnya. Kalau itu sudah dilakukan insyaalah target kita akan tercapai,” pungkasnya.