Sidoarjo — Metroliputan7.com.- Tabligh akbar dan istighosah kubro di wisata religi makam aulia Dusun Sono Desa Sidokerto Kecamatan Buduran digelar MWCNU Buduran, Minggu (23/10). Syiar Islam itu untuk memperingati Hari Santri Nasional. Bupati Sidoarjo Gus Mudhlor bersama puluhan kyai hadir dalam kesempatan tersebut.
Dalam sambutannya Gus Mudhlor menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan kegiatan seperti ini. Ia juga ucapkan banyak terimakasih atas kedatangan para alim ulama, kyai yang ikut memperingati Hari Santri Nasional tahun ini. Dikatakannya hari santri menjadi moment untuk mengingat dan meneladani semangat jihad para santri. Selain itu juga sebagai ajang membangkitkan spirit dakwah Islam. Dikatakannya saat ini di Pendopo Delta Wibawa ada Jam’iyah Thoriqoh Qodiriyah Wan Naqsyabaniyah (ITQON). Sekitar 3 ribu jamaah yang hadir. Menurutnya kegiatan akan memperkokoh syiar Islam.
“Saat ini di pendopo per hari ini ada kurang lebih 3 ribu itqon thoriqoh yang sudah berkumpul dimulai dari jam 7.30 tadi untuk mensyiarkan ajaran Islam,”ucapnya.
Dalam kesempatan itu Gus Mudhlor berharap agar para santri tidak malu untuk bermimpi menjadi orang besar. Karena menurutnua pos-pos penting di Indonesia banyak yang diduduki oleh Santri.
“Bahwa kita sebagai santri jangan malu, jangan inferior, jangan merasa kerdil, karena semua pos jabatan penting di Republik Indonesia kita ini pernah diduduki oleh santri. Presiden yo tau, Wapres yo saiki, Menteri yo okeh, Gubernur yo onok, Wakil Gubernur yo onok, Bupati ya ada, Camat beribu-ribu,”ujarnya.
Oleh karenanya ia meminta jangan pernah minder menjadi santri. Menjadi santri dapat menjadi ladang pahala. Pasalnya santri menjadi syiar dakwah. Gus Bupati juga menyampaikan ideologi bernegara tidak bertabrakan dengan ideologi santri. Itu merupakan pesan dari Bapak Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin yang juga merupakan seorang santri.
“Pak wakil presiden menekankan bahwa ideologi negara tidak bertabrakan dengan ideologi santri. Oleh karena itu santri sebenarnya adalah benteng terakhir negara, tidak ada satupun yang saling mendeklarasikan. Ini adalah kemewahan yang hanya dimiliki kita, karena belum tentu, pangapunten nggih, belum tentu ormas yang lain berani mendeklarasikan nyata-nyata bahwa NKRI itu harga mati, sejauh ini hanya NU,”ungkapnya.
Di akhir sambutannya, Gus Mudhlor menyampaikan harapannya agar para santri saat ini tidak manja dan terus melanjutkan perjuangan pahlawan terdahulu. Selain itu, ia juga berpesan kepada para orangtua untuk mengajari anak-anaknya membiasakan beribadah di Masjid sedini mungkin.
“Saya harap santri yang sekarang jangan jadi santri yang cengeng, jangan jadi santri yang manja, jangan hanya jadi santri yang mau minta karena semua jasa yang kita nikmati sekarang adalah jasa orang yang memperjuangkan kemerdekaan dulu-dulu,”pungkasnya.