SURABAYA – Metroliputan7.com.—
Kapolda Jawa Timur Irjen Toni Harmanto bersama Pejabat Utama (PJU) Polda Jatim, mengikuti upacara Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang digelar di gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (22/5/2023).
Hadir pula Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Farid Makruf dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebagai Inspektur upacara dalam peringatan Harkitnas.
Dalam amanatnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, bahwa kita terus mengemban semangat juang yang tegak berdiri diatas cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 1945.
“Hari ini kita memperingati hari bersejarah yang sangat penting dalam rangkaian perjuangan kita dalam membentuk bangsa, yaitu hari Kebangkitan Nasional, yang jatuh pada tanggal 20 Mei 1908,” kata Gubernur Jatim.
“Tepat bersamaan dengan tanggal tersebut lahirlah organisasi modern bernama Boedi Oetomo yang lahir dari inisiatif Dr. Wahidin Sudirohusodo dan didirikan oleh Dr. Soetomo, yang saat itu menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Stovia,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, bahwa Boedi Oetomo yang bermakna laku adab yang mulia/utama berangkat dari niat luhur para kaum terdidik dari putera-puteri bangsa Indonesia untuk mengabdikan diri dan hidupnya dalam membangunkan rakyat yang saat itu kehilangan harapan, kehilangan jati diri dan kehilangan arah masa depan untuk bangkit, bangun dan memperjuangkan kehidupan mereka berdasarkan laku adab yang mulia.
“Gerakan ini mengingatkan bahwa tradisi yang luhur dan tinggi yang dimiliki oleh negeri ini dimasa lampau merupakan kebudayaan dan bekal bagi kebangkitan yang tak ternilai harganya untuk menatap arah jalan perjuangan kedepan, dalam membentuk dan membangun bangsa,” jelasnya.
Khofifah menyebut, Boedi oetomo melandaskan dirinya untuk mengejar 3 tujuan yang menjadi cita-cita utama kebangkitan nasional, yakni:
1. Memerdekakan cita-cita kemanusiaan.
2. Memajukan nusa dan bangsa, serta
3. Mewujudkan kehidupan bangsa yang terhormat dan bermartabat di mata dunia.
Barisan persatuan yang dibentuk oleh Boedi Oetomo adalah suatu pemantik bagi kekuatan Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan di masa yang sulit, baik pada masa pra-kemerdekaan maupun pasca-kemerdekaan.
Di masa ini, di saat kemerdekaan telah kita raih, barisan perjuangan kita harus tetap rapat, erat, dan terus maju bergerak – mengobarkan api “Semangat Untuk Bangkit !” Demi mewujudkan Indonesia emas 2045.
“Fajar awal abad ke-20 adalah awal kebangkitan dari bangsa-bangsa di Asia. Era baru pada masa itu ditandai oleh kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang tahun 1905. Sejak saat itu bangsa-bangsa Asia bangun dari tidur lelapnya dan melangkah pada kesadaran baru, dalam kesadaran nasionalisme sebagai bangsa,” terangnya.
Gubernur Jatim juga menyampaikan, terbentuknya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 adalah bagian penting dari rangkaian kemunculan nasionalisme baru di Asia, diikuti oleh kebangkitan revolusi nasional di China tahun 1911 dibawah pimpinan Sun Yat Sen, gerakan nasionalisme di India yang dipimpin oleh Mahatma Gandhi dengan gerakan Ahimsa dan terus menyebar keseluruh Asia.
“Tidak heran apabila Bung Karno menyatakan kedepan adalah era kebangunan bangsa-bangsa Timur, yaitu bangkitnya peradaban Asia dan selanjutnya Afrika. Kesadaran baru berupa kebangkitan nasional dari bangsa-bangsa di Dunia Timur adalah lonceng pembangun bagi kebangkitan Asia, yang geraknya semakin lama semakin nyata terutama pada abad ke-21,” ucapnya.
Khofifah mengatakan, Kerja keras, disiplin, budi pekerti, kehendak untuk maju dan hidup lebih baik, penghormatan terhadap tradisi dan yang paling utama adalah spiritualitas dan relijiusitas adalah kunci kebangkitan bangsa-bangsa di Timur seperti di Asia, yang ditunjukkan dalam kebangkitan nasional di Indonesia melalui hadirnya Boedi Oetomo.
Boedi Oetomo yang didirikan oleh Dr. Soetomo arek Jawa Timur yang lahir di Nganjuk tahun 1888 dan wafat di Surabaya tahun 1938, menunjukkan kehendak untuk berjalan maju menatap masa depan tetap harus bersanding dengan kemuliaan merawat fan, menghormati tradisi sebagai energi utama setiap bangsa untuk bangkit dan berjalan terus menatap perubahan zaman. Dari situlah perjalanan kebangkitan nasional dan pergerakan bangsa lahir dalam mencapai kedaulatan politik dan kemandirian ekonominya.
Saat ini negeri kita juga menghadapi great transformation (transformasi besar) menuju era digital. Dalam zaman yang bergerak sekarang media cetak berubah menjadi media digital, ruang jarak dan waktu semakin pendek, dan ruang-ruang perjumpaan tidak hanya berlangsung secara fisik tapi juga secara virtual,” kata Khofifah.
“Disinilah semangat kebangkitan pada 20 Mei 1908 memiliki maknanya lagi dalam era sekarang. Dalam mengenang kebangkitan nasional saat ini, maka etika yang tinggi berdasar atas laku adab yang mulia hendaknya menjadi bagian dari kesadaran baru berbangsa dalam mengarungi kehidupan di era digital. Bangsa kita hanya akan menjadi bangsa yang bertahan dan berkembang dalam pusaran perubahan dunia ketika mampu memunculkan kembali laku adab yang mulia dengan etika yang tinggi dalam mengarungi zaman digital,” lanjutnya.
Lanjut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan. Seperti halnya yang dapat kita pelajari pada fase kelahiran Boedi Oetomo sebagai penanda kebangkitan nasional, saat ini pun kita disadarkan kembali bahwa langkah maju kedepan yang membutuhkan kecerdasan dan inovasi yang kreatif dan bergerak maju harus bersanding dengan laku adab dan etika yang mulia.
“Berbagai persoalan-persoalan sosial yang kita hadapi di era digital, seperti penyebaran berita bohong atau hoax, maraknya ujaran kebencian (hate speech), persengketaan dan saling memaki dalam lalu lintas perbincangan di dunia maya, memberikan pelajaran berharga kepada kita bahwa penanaman budaya literasi digital, tidak hanya membutuhkan kecerdasan dan wawasan sosial yang tinggi tapi juga yang terpenting adalah laku adab yang mulia atau Boedi Oetomo. Kemuliaan adab dalam contoh yang diberikan para pendiri bangsa adalah kunci dari kebangkitan bangsa,” ungkapnya.
“Era kebangkitan nasional memberikan pelajaran penting bagi kita semua, bahwa untuk mengubah jalannya arus sejarah, dan menata kembali jalannya permainan sebagai game changer, para pendiri bangsa tidak hanya berbekal ketinggian pemikiran intelektual tapi kemuliaan adab. Inilah pelajaran terpenting yang bisa kita serap di hari kebangkitan nasional,” paparnya Khofifah dalam peringatan Harkitnas.
Sementara itu, Gubernur Jatim menambahkan. Dengan semangat yang sama pula, kami mengajak seluruh komponen bangsa untuk terus mempertahankan bara api semangat kebangkitan nasional sembari merapatkan barisan perjuangan kita dengan menunjukkan kerja keras, kerja cerdas, juga kerja bersama demi kemandirian dan kemajuan bangsa yang berkelanjutan.
“Kita juga ingin agar bara api semangat kebangkitan yang kita jaga saat ini dapat menjadi lentera penerang harapan sekaligus penunjuk jalan bagi perjuangan generasi penerus bangsa kelak,” tuturnya.
“Selamat memaknai dan memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-115. Berjuang, belajar, bertumbuh, dan terus melangkah maju dengan semangat untuk bangkit,” pungkas Gubernur Jatim dalam amanatnya..