Scroll untuk baca artikel
Berita

MAHASISWA PMM MEMAKNAI BUDAYA NYANTRI SEBAGAI IDENTITAS MASYARAKAT MADURA BERSAMA PPM TEBU FALAH

749
×

MAHASISWA PMM MEMAKNAI BUDAYA NYANTRI SEBAGAI IDENTITAS MASYARAKAT MADURA BERSAMA PPM TEBU FALAH

Share this article

Foto Bersama Antara Mahasiswa PMM dan Mahasantri PPM Tebu Falah

Oleh : Vanny Wulandari, Agama : Islam
Universitas Asal : Universitas Sumatera Utara

Bangkalan, Metroliputan7.com.–

Madura, pulau yang terkenal dengan garam dan karapan sapinya, memiliki budaya yang unik dan kaya, salah satunya adalah budaya nyantri. Nyantri merupakan sebuah tradisi untuk menuntut ilmu agama yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, mempelajari ilmu agama dan nilai-nilai moral, serta menjadi pribadi yang beriman dan berakhlak mulia. Budaya ini telah menjadi identitas masyarakat Madura selama berabad-abad.

Budaya nyantri di Madura memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari budaya pesantren di daerah lain. Berikut beberapa ciri khasnya:

Pertama, nganter sekampung. Masyarakat Madura memiliki tradisi unik untuk mengantar anaknya ke pondok pesantren. Biasanya untuk mengantarkan satu santri saja diikuti oleh orang ramai yang berasal dari kerabat dekat jauh maupun tetangga sekitar rumah.

Kedua, mokak sandal. Tradisi ini sudah turun-temurun dilakukan di beberapa pondok pesantren yang ada di Madura dan tetap lestari hingga saat ini. Para santri akan melepas sendal mereka pada saat masuk ke halaman rumah Kyai dan ketika hendak sembah sungkem saat bertemu di jalan.

Ketiga, berkunjung ke maqbaroh. Sebuah pondok pesantren memilki sistem hubungan yang kuat antar guru dan murid. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya tradisi mendoakan dan berziarah ke makam para masyayikh dan mu’assis. Adat ini dilakukan para santri menjelang pulang lebaran. Keunikan adat ini adalah mampu membuat para santri mengenal siapa pendiri pondok walaupun tanpa bertatap muka secara langsung selama masa hidupnya.

Keempat, mengabdi. Ini adalah ciri yang paling khas dari tradisi pondok pesantren dan yang masih dianggap sakral oleh para santri. Karena mengabdi merupakan proses pencarian keberkahan dalam belajar agama. Mengabdi merupakan sebuah bentuk ungkapan terimakasih seorang santri terhadap pondoknya dan pada saat mengabdi para santri tisak akan menerima bayaran apapun.

Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Tebu Falah adalah salah satu pondok pesantren mahasiswa yang terletak di sekitar Universitas Trunojoyo Madura. Konsep modern dari pondok pesantren ini, mempermudah para santri yang notabennya seorang mahasiswa untuk menyesuaikan diri dengan keidupan kampusnya. Pondok pesantren mahasiswa ini mencerminkan pentingnya keselarasan antara ilmu dunia dan akhirat, karena mereka tidak hanya mengejar ilmu akademik di kampus tetapi juga mengejar ilmu agama melalui tradisi nyantri yang mereka pegang teguh hingga saat ini.

Hal ini menunjukkan budaya nyantri merupakan identitas penting bagi masyarakat Madura. Budaya ini telah memberikan kontribusi yang besar dalam membentuk karakter dan moral masyarakat Madura. Oleh karena itu, budaya nyantri perlu dilestarikan dan dikembangkan agar nilai-nilainya dapat terus ditanamkan kepada generasi muda Madura.

Selasa, 30 April 2024.

Buya Dr. Mohamad Djasuli,(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *