Scroll untuk baca artikel
BeritaKulinerLamonganMalangPendidikanSosialSukabumi

Diduga Gelapkan Dana Pengajuan Pembangunan Gedung Yayasan, Seorang Warga Burneh Diberi Ultimatum

956
×

Diduga Gelapkan Dana Pengajuan Pembangunan Gedung Yayasan, Seorang Warga Burneh Diberi Ultimatum

Share this article

Bangkalan. Metroliputan7.com.–

Dugaan kasus penipuan yang melibatkan seorang warga Burneh (AG), mencuat setelah Ketua Yayasan Pendidikan Islam Nurul Hidayah Sumur Kembang, kecamatan Kota Bangkalan, Moh. Harun angkat suara.

Moh. Harun mengungkapkan kronologi tentang pengajuan proposal pembangunan untuk gedung Madrasah itu diduga fiktif. Ia juga mengira bahwa dirinya telah ditipu.

Kepada media, Moh. Harun menceritakan, kasus ini bermula pada tahun 2019, ketika Harun diperkenalkan kepada AG oleh rekan kerjanya di Bilaporah, Kecamatan Socah, Bangkalan. Saat itu, AG menawarkan bantuan dalam proses pengajuan proposal pembangunan gedung yayasan. Sebagai langkah awal, Harun diminta menyerahkan dana sebesar Rp 3 juta, yang kemudian diikuti permintaan dana bertahap, mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 6 juta, hingga total mencapai Rp 21 juta yang ditransfer melalui rekening bank.

Namun, hingga saat ini, tidak ada tindak lanjut dari pihak AG terkait pembangunan tersebut. Selain itu, dana tersebut juga termasuk pinjaman pribadi yang digunakan AG untuk keperluan pengobatan istrinya.

“Saya sering dibohongi ketika mau ditagih soal dana tersebut, padahal sebanyak itu saya dapatkan dari hasil utang,” papar Harun.

Pada Jumat siang (31/1), Harun bersama dua orang jurnalis dan seorang anggota LSM mendatangi kediaman AG di Burneh. Namun, menurut keterangan putrinya, AG sedang berada di Surabaya untuk mendampingi istrinya berobat.

Saat dikonfirmasi, AG menyatakan kesiapannya untuk mengembalikan dana tersebut dalam waktu dua minggu (sejak dikonfirmasi), meskipun secara bertahap. Jika dalam jangka waktu tersebut tidak ada pelunasan, ia berjanji akan mengajak Harun ke Jakarta untuk bertemu dengan seseorang bernama Pak Arif yang diklaimnya bertanggung jawab atas pengurusan dana tersebut.

“Saya bukan abal-abal, saya akan menarik uang tersebut dari Jakarta, karena saya masih kesulitan berhubung istri saya sakit. Saya tidak tahu soal LSM atau media, dan kabar ini akan saya sampaikan langsung ke Pak Harun, bukan ke njenengan, itu komitmen saya” ujar AG melalui sambungan telepon (31/1).

Menanggapi pernyataan AG, Harun menegaskan keberatannya.

“Saya tidak tahu siapa Pak Arif, yang saya tahu hanya AG. Jika dalam waktu dekat ini yang dijanjikan tidak ada penyelesaian yang jelas, saya akan membawa kasus ini ke ranah hukum,” tegasnya.

Moh. Harun berharap banyak jika ada itikad baik dari AG agar dana tersebut segera dikembalikan, jika tidak, ia memastikan akan menempuh jalur hukum untuk mendapatkan keadilan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *