Oleh : Faiqo noril laili
Bangkalan, Metroliputan7.com.–
=Para ulama-ulama Arab sudah banyak menggaungkan bahwa adab itu kedudukannya lebih tinggi daripada ilmu. Salah satunya disebutkan Hadratusy Syekh Hasyim Asy’ari dalam kitabnya yang berjudul Adab Al-‘Alim Wa Al-Muta’allim. Ia berkata:
التوحيد يوجب الإيمان, فمن لا إيمان له لا توحيد له, والإيمان يوجب الشريعة, فمن لا شريعة له لا إيمان له ولا توحيد له, والشريعة توجب الأداب, فمن الآداب له لا شريعة له ولا إيمان له ولا توحيد له.
Artinya: “Tauhid mewajibkan wujudnya iman, barang siapa yang tidak beriman, maka sebenarnya dia tidak bertauhid. Dan iman mewajibkan wujudnya syariat, maka barang siapa yang tidak melakukan syariat, sebenarnya dia tidak beriman dan tidak pula bertauhid. Dan syariat mewajibkan wujudnya adab, maka barang siapa yang tidak memiliki adab, maka pada hakikatnya.”
Dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa para ulama menyetujui perkara abad lebih tinggi dari ilmu. Seorang tokoh sufi Yusuf bin Al-Husain Al-Razi (w. 304 H), sebagaimana dikutip oleh Abu Bakr Ahmad bin Ali bin Tsabit bin Ahmad bin Mahdi Al- Shafi I, yang dikenal dengan nama Al-Khatib Al-Baghdadi (392- 463 H) mengatakan:
بالأدب تفهم العلم
Artinya: “Hanya dengan adab, engkau akan memahami ilmu.”
Ungkapan “adab lebih tinggi daripada ilmu” menekankan pentingnya etika, moral, dan sikap yang baik dalam kehidupan, bahkan melebihi pentingnya pengetahuan atau ilmu. Adab mencakup perilaku yang sopan, tata krama, rasa hormat, dan integritas, yang semuanya sangat penting dalam interaksi sosial dan pribadi. Meskipun ilmu dan pengetahuan sangat berharga, tanpa adab, ilmu itu mungkin tidak bermanfaat atau bahkan bisa berbahaya.
Berikut beberapa contoh bagaimana “adab lebih tinggi daripada ilmu” berlaku dalam kehidupan sehari-hari:
1. Berbicara dengan Sopan
– Seorang guru memiliki banyak ilmu, tetapi jika ia berbicara dengan nada kasar atau merendahkan kepada murid-muridnya, murid-murid mungkin merasa tersinggung dan kehilangan motivasi untuk belajar. Sebaliknya, seorang guru yang sopan dan penuh empati akan lebih dihargai dan diingat oleh murid-muridnya, bahkan jika ia memiliki pengetahuan yang sama dengan guru yang kasar.
2. Menghormati Orang Lain
– Seorang ilmuwan terkenal yang memiliki banyak pengetahuan tetap menghormati rekan-rekannya, meskipun mereka mungkin tidak memiliki keahlian yang sama. Ia mendengarkan pendapat orang lain dengan sabar dan terbuka, menunjukkan bahwa adab dan rasa hormat lebih penting daripada sekadar menunjukkan superioritas ilmiah.
Selasa, 17 September 2024.
Buya Dr. Mohamad Djasuli,(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)