Scroll untuk baca artikel
Berita

Dari Ramadhan ke Syawal: “Bagaimana Menjaga konsistensi Ibadah?”

737
×

Dari Ramadhan ke Syawal: “Bagaimana Menjaga konsistensi Ibadah?”

Share this article

Penulis: Nadiya

Bangkalan, Metroliputan7.com.–

Ramadhan, bulan penuh berkah dan ampunan, telah berlalu. Suasana haru, harapan, dan kehangatan silaturahmi masih terasa ketika kita memasuki bulan Syawal. Namun di balik itu semua, muncul satu pertanyaan penting: bagaimana kita mempertahankan semangat ibadah yang sudah tertanam selama Ramadhan?

Banyak di antara kita yang mampu mencapai puncak spiritual di bulan Ramadhan. Kita bangun malam, memperbanyak tilawah, menjaga lisan, hati, dan pikiran, serta memperbanyak sedekah dan kebaikan. Tapi setelah bulan suci ini usai, tak jarang semangat tersebut menurun drastis. Maka Syawal adalah waktu untuk membuktikan bahwa hasil dari “latihan intensif” di bulan Ramadhan benar-benar tertanam dalam kehidupan kita.

1. Memahami Hakikat Ibadah di Luar Ramadhan
Sering kali, kita terlalu mengidentikkan ibadah dengan Ramadhan. Padahal, Allah tidak hanya “menyaksikan” kita di bulan tersebut. Ketaatan dan penghambaan sejati justru diuji setelah Ramadhan, ketika suasana tidak lagi mendukung penuh, ketika rutinitas kembali seperti semula.
Allah SWT berfirman: “Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).”
(QS. Al-Hijr: 99)
Ayat ini menunjukkan bahwa ibadah adalah bagian dari kehidupan sepanjang usia, bukan hanya musim musiman.

2. Menanamkan Niat dan Tujuan yang Benar
Segala amalan bergantung pada niat. Jika semangat ibadah hanya karena euforia Ramadhan, maka ketika Ramadhan berlalu, semangat itu ikut lenyap. Tapi jika niatnya karena mencari ridha Allah, maka bulan apapun akan tetap menjadi ladang amal.
“Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya…”
(HR. Bukhari & Muslim)
Jadi, kuatkan niat: bahwa ibadah ini bukan semusim. Ibadah bukan tren bulanan. Ia adalah jalan hidup.

3. Buat Rencana Ibadah Pasca-Ramadhan
Salah satu alasan mengapa banyak orang gagal mempertahankan ibadah setelah Ramadhan adalah karena tidak adanya perencanaan. Padahal, perubahan besar berasal dari kebiasaan kecil yang dilakukan terus-menerus.
Contoh rencana sederhana: membaca Al-Qur’an, Shalat Sunnah, Sedekah Harian, Dzikir Pagi dan Petang serta Puasa Senin Kamis atau Puasa Sunnah Syawal. Dengan rencana yang realistis dan bertahap, konsistensi akan lebih mudah dijaga.

4. Bangun Lingkungan dan Teman yang Mendukung
Lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keteguhan ibadah seseorang. Gabung dalam komunitas kajian, grup sharing kebaikan, atau buat circle kecil dengan teman yang bisa saling mengingatkan dalam ibadah. Ketika kita dikelilingi oleh orang-orang yang mencintai kebaikan, kita akan lebih mudah untuk istiqamah

5. Manfaatkan Puasa di Bulan Syawal
Bulan Syawal adalah kelanjutan dari Ramadhan. Ada ibadah penting yang disunnahkan Rasulullah ﷺ, yaitu puasa enam hari di bulan Syawal. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun.”
(HR. Muslim)
Puasa Syawal bisa menjadi jembatan spiritual agar kita tidak langsung kehilangan momentum ibadah. Selain itu, amalan ini juga menjadi bentuk syukur atas keberhasilan melalui Ramadhan.

6. Terus Meminta Pertolongan Allah
Istiqamah adalah karunia besar yang harus dimohonkan kepada Allah. Tidak cukup hanya dengan usaha, tapi juga harus disertai doa. Allah adalah Dzat yang menggenggam hati hamba-hamba-Nya. Maka mintalah agar Dia meneguhkan kita dalam ketaatan.
Ibadah bukan hanya saat Ramadhan. Kita bukan hanya “tamu” Ramadhan, tapi kita adalah hamba Allah sepanjang tahun. Jika Ramadhan mampu membuat kita berubah, maka Syawal adalah awal untuk membuktikan perubahan itu.
Ingatlah, konsistensi ibadah bukan tentang menjadi sempurna setiap hari, tapi tentang tidak berhenti meskipun jatuh. Allah tidak menilai seberapa besar amalan kita, tapi seberapa tulus dan istiqamah kita dalam melakukannya.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang istiqamah, bukan hanya di Ramadhan, tapi sepanjang hidup kita. Aamiin.

Ahad, 20 April 2025.
Buya Dr. Mohamad Djasuli,(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *