Depok — Metroliputan7.com.- Sekretaris Daerah Kota Depok, Supian Suri mengapresiasi peluncuran program Digitalisasi Pasar Rakyat Jawa Barat Juara di Pasar Cisalak, yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Barat. Menurutnya, program ini akan semakin mempermudah transaksi jual beli di pasar rakyat.
Supian Suri mengungkapkan, kini masyarakat sudah mulai menerapkan sistem pembayaran non tunai (cashless) ketika bertransaksi di pusat perbelanjaan besar. Pembayaran dengan non tunai pun dianggapnya baik, apabila diterapkan di pasar rakyat.
“Sekarang banyak orang yang tidak mau membawa uang, cukup bayar melalui Handphone (Scan QRIS) saja praktis. Dengan diterapkannya di pasar, kapan pun bisa mampir belanja tanpa perlu membawa uang tunai,” ungkapnya kepada berita.depok.go.id, saat ditemui di Pasar Cisalak, Rabu (24/08/22).
Supian Suri mengatakan, penerapan pembayaran non tunai merupakan upaya menyejahterakan masyarakat Kota Depok melalui sistem digitalisasi. Pasalnya di era digitalisasi 4.0 ini, masyarakat sudah saatnya mulai bertransformasi dari pembayaran secara konvensional ke non tunai.
“Dengan sistem non tunai aktivitas jual beli pedagang dan konsumen pun ter-record dan langsung masuk ke dalam rekening pedagang,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Wilayah BI Jabar, Herawanto menuturkan, implementasi digitalisasi di Pasar Cisalak adalah dengan pembayaran secara non tunai menggunakan kanal Quick Respond Code Indonesia Standard (QRIS) untuk transaksi perdagangan barang dan jasa. Serta pembayaran retribusi pasar, dan transaksi antara pedagang dan pemasok (supplier).
“Semua transaksi diharapkan non tunai, jadi tidak perlu sedia uang kembalian bagi pedagang, ini akan jauh lebih efisien dibanding pembayaran tunai,” jelasnya.
Sebagai informasi, sampai saat ini sudah ada 50 pasar rakyat se-Jawa Barat yang menerapkan transaksi secara non tunai atau digital tersebut. Pasar Cisalak terpilih menjadi salah satu pasar digital.
