Oleh: Eva Nur Hamidah
Bangkalan, Metroliputan7.com.–
Sektor pertanian berkelanjutan menjadi sarana utama dalam penyediaan kebutuhan pangan seluruh warga negara. Namun, dalam pelaksanaan sektor pertanian berkelanjutan terdapat kendala yang paling utama dalam keberlanjutan sektor pertanian yaitu adanya penurunan kesuburan tanah dikarenakan tanah telah tercemar dan terkontaminasi (Siregar, 2023).Tanah berperan penting dalam keamanan dan pengemdalian pangan sehingga kesuburan tanah diperlukan agar ketersediaan pangan tetap stabil dan berkelanjutan. Adapun tanah yang telah tercemar oleh logam berat akan menjadikan logam berat akan terakumulasi, meningkatkan kontaminan dan serapan dalam tanaman sehingga apabila tanaman tersebut dikonsumsi oleh manusia dapat membahayakan kesehatan manusia. Menurut Yulia et al., (2015) macam-macam ogam berat yang terdapat di dalam tanah yaitu logam berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd).
Pengkontaminan logam berat tersebut dapat berasal dari bahan dasar pembuatan pupuk yang ditambahkan maupun limbah yang tercemar dari lingkungan. Logam berat sering ditemukan pada penggunaan pupuk organik maupun anorganik dan pestisida pada saat melakukan pemeliharaan tanaman. Namun, dengan penggunaan pupuk organik setidaknya aman bagi lingkungan agar didapat produk yang aman juga untuk dikonsumsi manusia. Selain itu, tanah tercemar oleh logam berat juga dapat disebabkan saat dilakukannya pemupukan menggunakan unsur tertentu pada tanah yang melebihi jumlah batas tertentu. Menurut Alam (2020), kontaminan yang mencemari tanah dapat berasal dari kontaminan organik maupun anorganik sehingga sebelum melakukan pemupukan pada tanah harus disesuaikan dengan dosis dan kondisi tanah tersebut. Untuk mengatasi tanah yang tercemar dari logam berat dapat dilakukan dengan penggunaan fitoremediasi dengan penanaman bungan matahari (Helianthus annuus) sebagai upaya dalam mengurangi logam berat yang terkandung dalam tanah.
Fitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk mengekstrak, mengakumulasi atau detoksifikasi polutan yang merupakan teknik yang digunakan untuk mengurangi logam berat yang terkandung dalam tanah. Tumbuhan adalah agensia ideal untuk perbaikan tanah dan air, karena sifat genetik tanaman yang unik baik dari aspek biokimia maupun fisiologisnya (Sidauruk et al., 2015). Tumbuhan fitoremediasi dapat membantu mengatasi pencemaran logam berat pada tanah dengan cara akar tumbuhan tersebut menyerap logam berat yang terkandung dalam tanah. Oleh sebab itu, kami menggunakan tumbuhan fitoremediasi bunga matahari sebagai tanaman fitoremediasi penyerap logam berat pada tanah. Hal ini dikarenakan bunga matahari tumbuh di kawasan tropis yang pada bagian daunnya dapat menyerap logam dengan cara mengakumulasi logam berat Timbal (Pb) dan Kademium (Cd). Selain itu, bunga matahari juga mudah ditanam dan dibudidayakan sehingga lebih efektif dalam memperbaiki tanah yang tercemar oleh logam berat. Tujuan kami dalam membuat penulisan ini untuk mengetahui mekanisme tanaman fitoremediasi bunga matahari dalam menyerap logam berat yang terkandung dalam tanah.
Langkah-Langkah Perlakuan
Tanah yang akan dilakukan proses remediasi adalah tanah tercemar limbah logam berat yang berasal dari pupuk kimia. Seperti yang sudah diketahui bersama, bahwa seiring berjalannya waktu kualitas tanah semakin menurun dikarenakan bnayknya limbah kimiawi yang tersimpan dalam tanah. Hal ini menyebabkan tingkat kesuburan dan produktivitas tanah secara keseluruhan. Petani menjadi harus melakukan pembelian pupuk dalam jumlah yang semakin besar tiap tahunnya.
Kegiatan pembelian pupuk yang meningkat ini seringkali tidak didukung oleh peningkatan penghasilan para petani. Hal ini kemudian menyebabkan kasus para petani yang harus berhutang, dengan pengembalian hutang yang dilakukan setelah masa panen terjadi. Pada musim tanam selanjutnya petani memiliki kecenderungan untuk berhutang lagi karena hasil panen musim sebelumnya telah habis untuk membayar hutang dan memenuhi kebutuahn sehari-hari.
Fiteromediasi merupakan kegiatan peremajaan tanah yang dilakukan untuk menyerap kandungan logam berat dan zat kimiawi yang ada agar tingkat kesuburan tanah dapat terjaga. Dalam proses fitoremediasi., terdapat Langkah-langkah yang harus dilakukan agar proses fitoremediasi dapat berjalan dengan optimal dan menghasilkan luaran yang diharapkan. Langkah-langkah tersebut antara lain:
1. Melakukan analisis kontaminan
Hal yang perlu dilakukan sebelum melakukan proses fitoremediasi adalah mencari tahu terlebih dahulu, kandungan logam berat atau bahan kimia apa yang terkandung dalam lingkungan tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan pengambilan sampel tanah dan air, yang kemudian akan diujikan dalam laboratorium untuk melihat kandungan apa yang terkandung dalam tanah dan kandungan dengan konsentrasi paling tinggi.
2. Pemilihan Tumbuhan
Setelah dilakukan pengujian sampel tanah dan air untuk melihat kandungannya, akan diketahui tanaman jenis apa yang cocok untuk menjadi fitoremediator bagi lingkungan sekitar. Bunga matahari merupakan salah satu tanaman yang cocok untuk iklim Indonesia karena merupakan salah satu tanaman tropis yang memerlukan penyinaran sedang. Menurut Tjahaja, (2007) Kandungan logam berat yang terdapat dalam tanah juga dapat diserap dengan baik oleh bunga jenis ini, termasuk bahan radioaktif nuklir yang menimbulkan emisi.
3. Persiapan Lahan
Lahan yang akan di fitoremediasi hendaknya dipastiakn terlebih dahulu, apakah cocok untuk ditanami tanaman jenis itu atau tidak. Hal yang dapat dilakukan adalah penyeseuaian pH tanah, nutrisi yang dibutuhkan, dan pengelolaan dalam hal drainase. Hal ini diusahakan dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan yang sifatnya organi agar tidak terjadi penambahan unsur kimiawi lain dalam tanh tercemar.
4. Penanaman
Hal berikutnya yang perlu dilakukan adalah penanaman komoditas fitoremediator di tanah tercemar. Untuk memastikan bahwa kegiatan fitoremediasi berjalan dengan baik, dapat dilakukan pengambilan dan pengujian sampel tanah dan air lingkungan tercemar secara berkala. Hasil pengamatan hendaknya disusun dalam sebuah laporan yang kemudian akan menjadi pembanding kandungan dalam tanah secara berkala.
5. Pemanenan Tanaman
Setelah dilakukan pengujian kandungan pad atanah, selanjutnya akn ditemukan apakah tanah telah terfitoremediasi dengan baik atau tidak. Jika kandungan dalam lingkungan sudah dapat dikatakan aman, maka proses selanjutnya adalah pemanenan dan pembuangan tanaman sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
Tanah yang telah dilakukan fitoremediasi, akan terjadi peningkatan kesuburan dalam waktu singkat. Meskipun proses fitoremediasi yang dilakukan memerlukan waktu yang cukup lama, namun kegiatan ini disebut lebih aman digunakan dibandingkan remediasi fisik dan kimiawi. Proses ini tidak dapat dikatakan terjangkau karena memrlukan alat dan bahan yang cukup kompleks dalam penelitian kandungan tanah setiap kali dilakukan pengujian di dalam laboratorium.
Dalam proses pemanenan bunga matahari, tanaman yang sebelumnya telah dipotong hendaknya segera dilakukan pengangkutan agar tidak terjadi kontaminasi Kembali anatara tanaman dengan zat tercemar. Selanjutnya dimasukkan dalam media pengankut baik beruap karung, truk sampah, dsb. Agar proses pembuangan tidak terasa berat, dapat dilakukan pengeringan terlebih dahulu guna mengurangi kadar air dalam tanaman yang dilakukan di tempat selain tanah yang sudah di remediasi.
Jumat, 28 Juni 2024.
Buya Dr. Mohamad Djasuli,(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)