Rapat Koordinasi Forkopimda Provinsi Jawa Timur
Surabaya – Metroliputan7.com.–
Menjelang arus mudik Lebaran 1446 H, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menggelar rapat koordinasi guna memastikan kelancaran serta keamanan bagi para pemudik, Jumat (14/3/2025).
Rapat yang dihadiri sekitar 400 peserta dari berbagai instansi ini bertujuan memperkuat sinergi antara Forkopimda Provinsi dengan Forkopimda Kabupaten/Kota serta instansi vertikal lainnya. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono, menegaskan bahwa kesiapan setiap unsur, baik personel, fasilitas, maupun peralatan, sangat diperlukan demi memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Dalam upaya pengamanan mudik tahun ini, Komando Armada II (Koarmada II) turut serta dengan menyiagakan beberapa pangkalan, yakni Lantamal V Surabaya, Lanal Batuporon, Lanal Banyuwangi, Lanal Malang, dan Lanal Pacitan. Selain itu, Koarmada II juga mengerahkan tiga kapal perang untuk siaga selama masa libur Lebaran. Tiga kapal tersebut adalah KRI Karel Satsuitubun-356 yang disiagakan untuk bencana, KRI Multatuli-561 untuk operasi SAR, serta KRI Makassar-590 yang difungsikan sebagai kapal angkut. Asisten Operasi Koarmada II, Kolonel Laut (P) Nurul Muchlis, menyebut bahwa kesiapan ini dilakukan mengingat Jawa Timur terdiri dari beberapa pulau dan sering terjadi kecelakaan laut, terutama saat musim libur panjang.
Selain kesiapan TNI AL, Polda Jawa Timur juga telah menyiapkan Operasi Ketupat Semeru yang akan berlangsung mulai 23 Maret hingga 8 April 2025. Operasi ini bertujuan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat selama periode mudik dan balik Lebaran. Karo Ops Polda Jatim, Kombes Pol Jimmy Agustinus Anes, menyampaikan bahwa sejumlah langkah strategis telah disusun, termasuk pembentukan pos pengamanan pada 19 Maret, diikuti dengan apel gelar pasukan pada 20 Maret di Makodam V/Brawijaya yang akan dihadiri Panglima TNI dan Kapolri.
Selain itu, pengamanan khusus juga akan dilakukan pada saat pelaksanaan Salat Idulfitri dengan imbauan agar masyarakat tidak menggelar takbir keliling dan melaksanakan salat di masjid atau lapangan terbuka. Sementara itu, pengamanan jalur penyeberangan juga menjadi perhatian, khususnya di Pelabuhan Ketapang yang akan ditutup sementara dari 28 Maret pukul 17.00 WIB hingga 30 Maret pukul 06.00 WIB karena bertepatan dengan Hari Raya Nyepi.
Dalam rapat koordinasi ini, Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Rudy Saladin, menekankan pentingnya sinergi dan komunikasi yang baik antarinstansi. “Kegiatan seperti ini jangan hanya menjadi formalitas. Komunikasi yang baik akan membuka ruang koordinasi yang lebih efektif sehingga kolaborasi dapat terjalin dengan optimal,” ujarnya. Ia juga menekankan bahwa pengamanan mudik tidak hanya soal mengatur lalu lintas, tetapi juga kesiapan dalam menghadapi berbagai kemungkinan, termasuk bencana alam dan gangguan keamanan lainnya.
Senada dengan hal tersebut, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi berbagai potensi risiko selama musim mudik. “Laka lantas saat puncak arus mudik ini sangat potensial terjadi. Sayangnya, banyak korban meninggal bukan karena kecelakaan itu sendiri, tetapi karena keterlambatan dalam mendapatkan layanan kesehatan. Oleh karena itu, saya mengimbau agar puskesmas tetap buka selama libur Lebaran, terutama di titik-titik rest area, agar pelayanan kesehatan bisa lebih cepat dan efektif,” tegasnya.
Pemprov Jawa Timur juga akan mengadakan program mudik gratis di Pelabuhan Jangkar, Situbondo, dan meminta dukungan penuh dari pemerintah daerah setempat untuk mengoordinasikan jalannya program ini. Selain itu, antisipasi bencana juga menjadi perhatian utama, terutama di wilayah Tapal Kuda, Mataraman, dan Arek, berdasarkan pemetaan dari BMKG.
Khofifah juga berpesan kepada para bupati dan wali kota agar lebih memperhatikan keamanan wisata air dan pantai selama musim liburan, mengingat meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata di Jawa Timur. “Wisata air dan pantai perlu dijaga dengan betul, karena peningkatan kunjungan wisatawan saat libur Lebaran juga meningkatkan potensi risiko kecelakaan,” tambahnya.
Dengan kesiapan dari berbagai pihak, diharapkan arus mudik dan balik Lebaran 1446 H di Jawa Timur dapat berjalan dengan aman, lancar, dan nyaman bagi seluruh masyarakat.