Penulis : Nisaul Hamidah (Ilmu Komunikasi)
Bangkalan, Metroliputan7.com.-
Komunikasi adalah hal yang lumrah dalam kehidupan manusia. Islam, sebagai agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan, tentunya memiliki pandangan tersendiri terkait komunikasi. Dalam Islam, komunikasi tak hanya sekedar bertukar informasi, namun memiliki dimensi etis dan spiritual yang mendalam. Artikel ini akan membahas pandangan ilmu komunikasi dalam Islam, yang sering disebut sebagai komunikasi Islami.
Sumber Utama Komunikasi Islam
Landasan utama komunikasi Islami adalah Al-Quran dan Sunnah. Al-Quran sendiri merupakan wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril. Hadis, di sisi lain, berisi perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad SAW yang menjadi pedoman hidup umat Islam. Oleh karena itu, pesan yang disampaikan dalam komunikasi Islami haruslah bersandar pada nilai-nilai yang terkandung dalam kedua sumber tersebut.
Tujuan Komunikasi Islami
Komunikasi Islami memiliki tujuan yang lebih luas dibandingkan sekadar menyampaikan informasi atau mencapai kesepakatan. Tujuan utamanya adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menyebarkan kebaikan. Al-Quran memerintahkan orang beriman untuk menyampaikan perkataan yang benar dan tegas seperti dalam surat Al-Ahzab: 70.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ ٧
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar [QS. Al-Ahzab:70].
Dengan kata lain, komunikasi Islami bertujuan untuk menyebarkan kebenaran Islam, saling mengingatkan antar sesama muslim, dan mengajak kepada kebaikan.
Etika Komunikasi Islami
Islam sangat menekankan pentingnya etika dalam berkomunikasi. Beberapa prinsip penting dalam komunikasi Islami adalah:
1. Shidq (Kejujuran): Setiap pesan yang disampaikan haruslah jujur dan sesuai dengan fakta. Islam melarang berbohong, fitnah, atau menyampaikan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
2. Qawlan Ma’rufan (Perkataan yang Baik): Gunakan bahasa yang santun, baik, dan mudah dipahami. Hindari perkataan kasar, mencela, atau yang dapat menyakiti hati orang lain.
3. Balaghah (Ketepatan): Sampaikan pesan dengan jelas dan tepat sasaran. Perhatikan pemilihan kata, intonasi, dan bahasa tubuh agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
4. Rahmah (Kasih Sayang): Sampaikan pesan dengan kasih sayang dan empati. Perhatikan kondisi dan perasaan lawan bicara agar komunikasi dapat berjalan dengan baik.
5. Istidlal (Penyampaian dengan Bukti): Jika perlu, gunakan dalil atau bukti dari Al-Quran dan Hadis untuk memperkuat pesan yang disampaikan.
Manfaat Komunikasi Islami
Menerapkan komunikasi Islami dalam kehidupan sehari-hari menghasilkan banyak manfaat, diantaranya:
1. Mempererat Ukhuwah Islamiyah (Persaudaraan Islam): Komunikasi yang baik akan memperkuat hubungan persaudaraan antar sesama muslim.
2. Mencegah Konflik: Dengan mengedepankan kejujuran, kebaikan, dan saling menghormati, komunikasi Islami dapat mencegah terjadinya kesalahpahaman dan konflik.
3. Dakwah yang Efektif: Komunikasi yang santun dan persuasif akan membuat dakwah atau penyebaran agama Islam menjadi lebih efektif.
4. Menyebarkan Kebaikan: Melalui komunikasi yang baik, nilai-nilai Islam seperti kejujuran, keadilan, dan tolong-menolong dapat disebarluaskan dengan lebih mudah.
Berikut beberapa contoh penerapan komunikasi Islami dalam kehidupan sehari-hari:
1. Memberikan nasehat kepada teman dengan cara yang baik dan santun.
2. Menjelaskan ajaran Islam kepada orang lain dengan bahasa yang mudah dipahami.
3. Menyampaikan kritik kepada atasan dengan cara yang hormat dan proporsional.
4. Menolak ajakan berbuat buruk dengan kata-kata yang tegas namun tetap menjaga sopan santun.
5. Menebarkan berita baik dan informasi yang bermanfaat melalui media sosial dengan tetap mengedepankan kebenaran.
Komunikasi Islami bukan hanya sekedar teknik menyampaikan pesan, namun merupakan cerminan akhlak dan keimanan seseorang. Dengan menerapkan etika dan tujuan komunikasi Islami, umat muslim dapat mewujudkan kehidupan yang harmonis, saling tolong-menolong, dan senantiasa menyebarkan kebaikan. Marilah kita jadikan komunikasi sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan membawa manfaat bagi orang lain.
Ahad, 30 Juni 2024.
Buya Dr. Mohamad Djasuli,(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)