Oleh : Safira Ainil Mubarokah (Ekonomi Pembangunan)
Bangkalan, Metroliputan7.com.–
Mondok sambil kuliah, sebuah keputusan yang tidak mudah diambil. Banyak orang yang berpikir bahwa hidup sebagai mahasiswa yang mondok sambil kuliah adalah hidup yang penuh dengan tekanan dan stres. Namun, sebagai seorang mahasiswa yang telah mengalami hal tersebut, saya dapat mengatakan bahwa hidup sebagai santri yang mondok sambil kuliah adalah sebuah pengalaman yang sangat berharga dan dapat membantu dalam membangun jiwa kemandirian. Kemandirian adalah kemampuan untuk bertindak dan mengambil keputusan secara mandiri tanpa bergantung pada orang lain. Dalam pendidikan pesantren, membangun jiwa kemandirian santri merupakan hal yang penting karena akan membekali mereka dengan kemampuan untuk menghadapi kehidupan mandiri dan tantangan hidup di masa depan.
Hidup sebagai santri yang mondok sambil kuliah memerlukan disiplin dan kedisiplinan yang tinggi. Kita harus mampu mengatur waktu dan prioritas dengan baik agar dapat menyelesaikan tugas-tugas kuliah, menjalankan kewajiban sebagai santri dan juga memanajemenkan waktu dengan baik termasuk di organisasi kampus. Dengan demikian, kita dapat mengembangkan kemampuan untuk mengatur waktu dan mengelola tugas dengan efektif.
Jangan pernah tinggalkan sholat lima waktu, karena sholat adalah kewajiban yang harus dipenuhi sebagai seorang muslim. Kesibukan membuat mereka lupa akan sholat lima waktu seperti hal-nya tugas yang menumpuk maupun kegiatan organisasi. Oleh karena itu, pentingnya mengatur waktu dengan baik.
Kemandirian juga dapat dibangun melalui pembiasaan tugas-tugas mandiri, seperti membersihkan lingkungan pesantren, mengatur jadwal belajar, dan mengelola keuangan pribadi. Melalui tugas-tugas ini, santri belajar untuk bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka sendiri, sehingga meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian mereka.
Selain itu, pendidikan karakter juga memegang peranan penting dalam pembangunan jiwa kemandirian santri. Nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, tanggung jawab, dan kerja keras diajarkan secara konsisten dalam pendidikan pesantren. Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai tersebut, santri akan menjadi individu yang lebih mandiri dan tangguh dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan.
Dengan membangun jiwa kemandirian santri, pesantren tidak hanya menghasilkan individu yang berkualitas secara akademis, tetapi juga individu yang mandiri, tangguh, dan siap menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan. Oleh karena itu, pembangunan jiwa kemandirian santri harus menjadi fokus utama dalam setiap program pendidikan pesantren.
Selasa, 28 Mei 2024.
Buya Dr. Mohamad Djasuli,(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)