Scroll untuk baca artikel
Berita

MENGINTIP KEJAYAAN EKONOMI KEKHALIFAHAN ABBASIYAH DI MASA HARUN AL-RASYID

864
×

MENGINTIP KEJAYAAN EKONOMI KEKHALIFAHAN ABBASIYAH DI MASA HARUN AL-RASYID

Share this article

Oleh : Sofyan Hidayatullah

Bangkalan, Metroliputan7.com.–

Khalifah Harun al-Rasyid, yang hidup dari tahun 786 hingga 809 M, adalah salah satu pemimpin terpenting dalam sejarah Kekhalifahan Abbasiyah. Di bawah pemerintahannya, Baghdad berkembang menjadi pusat kebudayaan dan kekayaan yang luar biasa. Sering dianggap sebagai era keemasan Islam selama pemerintahannya, yang ditandai dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, budaya, dan ekonomi.

Setelah dinasti Umayyah runtuh pada tahun 750 M, Kekhalifahan Abbasiyah didirikan. Dengan memindahkan ibu kota mereka dari Damaskus ke Baghdad, Abbasiyah berusaha untuk meningkatkan kekuatan mereka. Kota ini cepat menjadi pusat ekonomi, politik, dan budaya yang penting, menarik pedagang, ilmuwan, dan seniman dari seluruh dunia.

Pada tahun 786 M, Harun al-Rasyid naik tahta dan memerintah hingga tahun 809 M. Dia adalah penguasa yang bijaksana dan mencintai ilmu pengetahuan. Baghdad mencapai puncak kejayaannya di bawah kepemimpinannya. Kisah dalam “Seribu Satu Malam” menceritakan tentang Harun al-Rasyid dan istananya yang mewah.

Kekhalifahan Abbasiyah mengembangkan jaringan perdagangan internasional yang luas selama pemerintahan Harun al-Rasyid. Bagdad menjadi pusat perdagangan penting yang menghubungkan Barat dan Timur. Di Baghdad, pedagang dari Cina, India, Persia, Arab, Afrika, dan Eropa datang untuk berdagang. Sutra, rempah-rempah, tekstil, perhiasan, dan logam mulia adalah barang-barang yang diperdagangkan secara bebas.

Pedagang adalah bagian penting dari ekonomi Abbasiyah. Mereka berinvestasi dalam berbagai usaha dan proyek pembangunan selain bertindak sebagai perantara dalam perdagangan barang. Pasar Baghdad menjadi pusat aktivitas ekonomi dan tempat di mana berbagai barang dari seluruh dunia diperdagangkan. Pasar juga menjadi tempat orang bertukar ide dan data.

Infrastruktur yang baik, seperti jalan, jembatan, dan pelabuhan, dibangun dan dipelihara oleh pemerintah Abbasiyah untuk mendukung kegiatan perdagangan. Pergerakan orang dan barang dengan jaringan jalan yang baik sangat efektif. Pelabuhan seperti Basra di selatan menjadi pusat perdagangan internasional.

Ekonomi Harun al-Rasyid bergantung pada pertanian, meskipun perdagangan masih sangat penting. Tanah yang terletak di sekitar sungai Tigris dan Eufrat sangat subur dan ideal untuk pertanian. Gandum, barley, kurma, kapas, dan sayuran adalah beberapa jenis tanaman yang ditanam oleh petani. Output pertanian meningkat berkat sistem irigasi yang baik.

Banyak reformasi yang dilakukan Harun al-Rasyid bertujuan untuk meningkatkan sektor pertanian. Petani mendapatkan insentif untuk meningkatkan produksi dan menerapkan metode pertanian yang lebih efisien. Untuk memastikan pasokan air yang cukup untuk lahan pertanian, pemerintah juga memperluas dan memperbaiki sistem irigasi.

Industri, kerajinan, dan pertanian juga berkembang pesat. Tekstil, terutama kain sutra dan wol, menjadi salah satu sektor utama ekonomi. Kerajinan logam seperti senjata dan perhiasan juga berkembang. Produk buatan tangan ini dibeli di dalam negeri dan diekspor ke berbagai negara.
Sistem pajak yang diterapkan oleh Harun al-Rasyid bertujuan untuk meningkatkan pendapatan negara. Pajak tanah (kharaj), pajak kepala (jizyah) untuk orang non-Muslim, dan zakat untuk orang Muslim adalah beberapa jenis pajak yang diterapkan. Pajak tanah merupakan sumber pendapatan utama dan dihitung berdasarkan luas dan kualitas tanah yang dimiliki.

Pemerintah Abbasiyah juga memperhatikan keuangan negara. Perbendaharaan negara, atau Baitul Mal, mengatur keuangan. Administrasi pemerintahan, proyek pembangunan, dan operasi militer dibiayai dengan uang negara. Selain itu, Harun al-Rasyid sangat dermawan, dan dia sering memberikan hadiah kepada seniman, cendekiawan, dan tokoh agama. Proyek infrastruktur seperti pembangunan jalan, jembatan, kanal, dan bangunan publik dapat didanai oleh pemerintah jika ada pengelolaan keuangan yang baik. Proyek-proyek ini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Kamis, 04 Juli 2024.
Buya Dr. Mohamad Djasuli,(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *