Jakarta. Metroliputan7.–
Kementerian Sosial (Kemensos) menggandeng Kementerian Agama (Kemenag) dalam upaya menyukseskan program Sekolah Rakyat dan pengentasan kemiskinan. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri Sosial Saifullah Yusuf dan Menteri Agama Nasaruddin Umar di Jakarta, Selasa (11/3/2025).
Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan bahwa koordinasi antara kedua kementerian sangat penting untuk memperkuat upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan, khususnya melalui program Sekolah Rakyat.
“Kehadiran kita di sini untuk memperkuat kerja sama, terutama dalam menjalankan tugas yang berkaitan dengan pengentasan kemiskinan dan penyelenggaraan Sekolah Rakyat,” ujar Mensos.
Ia menjelaskan bahwa sinergi antara Kemensos dan Kemenag sejalan dengan amanat UUD 1945 Pasal 34 yang menyatakan bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara. Selain itu, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin juga menekankan bahwa intervensi sosial harus mencakup pengembangan potensi diri, termasuk bimbingan mental, spiritual, dan keterampilan.
Mensos menambahkan bahwa program Sekolah Rakyat bertujuan menyediakan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin.
“Sekolah Rakyat ini adalah sekolah yang siswa-siswinya berasal dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Kehadirannya merupakan bentuk negara dalam memuliakan warga miskin serta memfasilitasi kebangkitan wong cilik,” ujar Mensos.
Sekolah Rakyat dirancang dengan sistem pendidikan berasrama dan gratis bagi siswa dari jenjang pendidikan dasar hingga menengah atas. Dengan sistem ini, diharapkan anak-anak dari keluarga kurang mampu dapat memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas, sehingga mampu meningkatkan taraf hidup mereka di masa depan.
Menurut Mensos, fenomena transmisi kemiskinan antargenerasi masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Banyak orang tua dengan pendidikan rendah yang hidup dalam kemiskinan, cenderung memiliki anak yang juga mengalami kondisi serupa di masa depan. “Sekolah Rakyat akan berfungsi sebagai pemutus mata rantai kemiskinan dengan menghadirkan lulusan yang cerdas, tangguh, dan memiliki karakter kuat,” tambahnya.
Jika setiap tahun dapat didirikan 100 Sekolah Rakyat dengan kapasitas seribu siswa, maka dalam lima tahun ke depan, program ini berpotensi mencetak 500 ribu agen perubahan dari kalangan anak-anak miskin. “Inilah cara kita memutus transmisi kemiskinan melalui pendidikan,” tegasnya.
Dalam mendukung program ini, peran Kemenag dinilai sangat vital. Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan bahwa diperlukan kerja sama lintas sektoral untuk memutus mata rantai kemiskinan, terutama di sektor pendidikan.
Ia mengungkapkan bahwa Kemenag memiliki 42 ribu madrasah dan sekolah agama yang dapat dioptimalkan untuk mendukung program Sekolah Rakyat.
“Dari total sekolah tersebut, 60 persen merupakan madrasah yang dikelola oleh masyarakat dan masih perlu dikembangkan lebih lanjut,” ujar Menag.
Ia pun menilai bahwa madrasah dapat dijadikan sebagai bagian dari Sekolah Rakyat karena telah mengakar kuat di tengah masyarakat. “Sekolah Rakyat yang paling riil itu adalah madrasah. Oleh karena itu, kami siap berkolaborasi untuk menyukseskan program ini,” tambahnya.
Hasil pertemuan dan penandatanganan MoU ini akan ditindaklanjuti oleh tim teknis dari masing-masing kementerian guna mengembangkan model Sekolah Rakyat berbasis kolaborasi Kemensos dan Kemenag.