Oleh: Fitriyah (hukum bisnis syariah)
Bangkalan, Metroliputan7.com.–
Al-Qur’an adalah petunjuk hidup yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai wahyu untuk umat manusia. Membaca Al-Qur’an tidak hanya sekedar kegiatan fisik, tetapi juga spiritual yang mengandung banyak berkah. Oleh karena itu, ada teknik dan adab yang perlu dipahami dan diterapkan oleh setiap Muslim dalam membaca kitab suci ini agar memperoleh manfaat maksimal dari setiap huruf dan ayat yang dibaca.
Berikut adalah beberapa teknik dalam membaca al-qur’an:
1. At-Tahqiq
Metode ini fokus pada pelafalan makharijul khuruf dan huruf hijaiyah, juga memerhatikan panjang dan pendeknya tiap bacaan pada ayat Al Quran. Selain itu, tentang hukum bacaan atau tajwid; idzhar, idgham, dan lainnya juga sangat diperhatikan karena hal tersebut pun akan berkaitan dengan panjang dan pendeknya bacaan. Ada pula waqaf, washal, hingga saktah yang diperhatikan agar pembacaan terkait keharusan berhenti atau lanjut pada sebuah bacaan dapat diamalkan dengan tepat.
2. At-Tartil
Menurut artinya, At-Tartil berarti perlahan-lahan. Dalam membaca Al Quran dengan metode ini, pembacaannya harus perlahan (tidak terburu-buru) dan memerhatikan segala aspek bacaan yang harus disertakan dalam pembacaan ayat Al Quran. Dengan metode At-Tartil, pembacaan Al Quran akan lebih teliti dan memang diutamakan. Umumnya, metode pembacaan ini digunakan oleh imam salat saat berjamaah dalam sebuah majlis.
3. At-Tadwir
Maksud dari metode pembacaan ini adalah sedang, tidak menggunakan tempo yang terlalu lambat tetapi juga tidak cepat atau terburu-buru. Untuk metode tadwir ini, hal yang terpenting adalah bacaan-bacaan mad yang tidak dipenuhkan, seperti pada mad ja’iz munfashil, tidak sampai panjang enam ketukan. Tidak terlalu pelan, tetapi juga tidak disempurnakan betul.
4. Al-Hadr
Metode ini adalah metode membaca Al Quran dengan ringkas dan cepat, dan biasanya dilakukan dengan memerpendek panjang bacaan mad. Di luar hal itu, metode membaca Al-Hadr tetap memerhatikan tanda baca untuk memenuhi tatabahasa Bahasa Arab sehingga tidak sesempurna metode membaca At-Tahqiq.
Empat metode tersebut tentu boleh digunakan sesuai kebutuhan dan waktu pembacaan, asal aspek-aspek penting dalam ayat Al Quran tetap diperhatikan supaya tidak mengubah kaidah dan arti dari masing-masing firman Allah.(Bengkulu, 2020)
Imam Nawawi ad-Dimasyqi dalam kitabnya At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an menyebutkan beberapa adab dalam membaca Alquran, di antaranya:
1. Niat ikhlas. Diwajibkan bagi seseorang yang membaca Alquran untuk ikhlas dan memelihara etika ketika berhadapan dengannya. Hal ini dikarenakan membaca Alquran bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
2. Membersihkan mulut. Apabila seseorang akan membaca Alquran hendaknya dia membersihkan mulutnya dengan siwak atau lainnya. Apabila rongga mulutnya terkena najis yang berasal dari darah atau lainnya, maka makruh baginya membaca Alquran sebelum membasuhnya.
3. Dalam kondisi suci. Sebaiknya orang yang hendak membaca Alquran berada dalam kondisi suci dan boleh jika dia dalam keadaan berhadas berdasarkan kesepakatan kaum Muslimin.
4. Berada di tempat yang suci. Hendaknya ketika membaca Alquran, seseorang berada di tempat yang bersih dan nyaman. Mayoritas ulama menganjurkan di masjid karena merupakan tempat yang mulia, serta tempat untuk melakukan ibadah lainnya, seperti itikaf.
5. Menghadap kiblat. Hendaknya orang yang membaca Alquran di luar shalat dianjurkan untuk mennghadap kiblat. bersikap khusyuk dan tenang jiwa raganya, seakan-akan dia tengah berada di hadapan sang guru. Sikap tersebut menurut Imam Nawawi lebih sempurna.
Memulai bacaan Alquran dengan isti’adzah
6. dan membiasakan mengawali setiap surah dengan basmalah, kecuali surat at-Taubah.(Digital, 2023)
Ahad, 22 Desember 2024.
Buya Dr. Mohamad Djasuli,(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)