0leh: Ayu Maghfuriyah
Bangkalan, Metroliputan7.com.–
Ketidaksetaraan gender dalam beban kerja merupakan hal yang menjadi isu kompleks serta melibatkan perbedaan yang signifikan dalam pembagian tugas domestik, pekerjaan berbayar, serta pekerjaan perawatan. Berikut merupakan beberapa poin penting yang mengungkap ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan:
1. Beban Kerja Ganda pada Perempuan
Perempuan sering kali menghadapi beban kerja ganda, yaitu perempuan memegang tanggung jawab atas pekerjaan domestik yang tidak dibayar sekaligus pekerjaan berbayar di luar rumah. Dalam kehidupan masyarakat pada umumnya, pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, dan merawat anak masih dianggap sebagai tanggung jawab utama seorang perempuan, meskipun mereka juga ikut dalam berkontribusi untuk mendapatkan pendapatan yang lebih bagi keluarganya. Hal tersebut menjadikan terciptanya tekanan tambahan bagi seorang perempuan, terutama di negara-negara yang memiliki norma gender yang kuat.
2. Ketimpangan dalam Waktu Kerja
Studi menunjukkan bahwasannya perempuan akan banyak menghabiskan waktu untuk mengerjakan pekerjaan domestik serta perawatan dibandingkan dengan laki-laki. Namun sebaliknya, laki-laki akan cenderung mengalokasikan waktu lebih banyak untuk pekerjaan berbayar dan akan lepas tangan dengan pekerjaan domestic yang tidak berbayar. Misalkan, di negara-negara maju, perempuan menghabiskan dua kali lipat waktu untuk pekerjaan domestik dibandingkan laki-laki,namun hal ini tidak akan telalu mengkibatkan sebuah ketimpangan yang sangat besar dibandingkan dengan negara yang masih bekembang. Karena di negara berkembang ketimpangan tersebut akan lebih besar (tiga hingga lima kali lipatnya dari negara maju). Oleh karenanya Ketidaksetaraan akan membatasi peluang seorang perempuan untuk lebih maju di tempat kerja dan akan memperkuat kesenjangan ekonomi.
3. Dampak pada Karier dan Kesejahteraan
Ketimpangan gender dalam beban kerja juga berdampak pada kesejahteraan emosional dan fisik perempuan. Perempuan lebih rentan mengalami kelelahan kerja yang mana akibat dari kombinasi pekerjaan berbayar dan tanggung jawab domestik. Penelitian menunjukkan bahwasannya norma gender tradisional yang menuntut perempuan untuk memikul tanggung jawab ganda yang menjadi penyebab utama kelelahan ini.
4. Peran Norma Gender dan Faktor Non-Upah
Norma sosial yang mengakar kuat menjadi penghalang utama dalam redistribusi beban kerja antara laki-laki dan perempuan. Faktor non-upah seperti akses terbatas ke layanan penitipan anak, pelecehan di tempat kerja atau selama perjalanan, serta stereotip gender memperburuk ketimpangan ini. Selain itu, pekerjaan rumah tangga sering kali tidak dianggap produktif karena tidak menghasilkan pendapatan langsung.
5. Peluang untuk Perubahan
Kemajuan teknologi seperti otomatisasi dapat menjadi peluang untuk mengurangi ketimpangan gender dengan membebaskan waktu dari tugas-tugas rutin. Selain itu, kebijakan yang mendukung pembagian tugas domestik yang lebih setara antara laki-laki dan perempuan dapat membantu menciptakan keseimbangan yang lebih baik dalam beban kerja.
Rabu, 16 April 2025.
Buya Dr. Mohamad Djasuli,(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)