Oleh: Lovinta O.V. E. A.
Bangkalan, Metroliputan7.com.–
Literasi membaca siswa di Indonesia masih relatif rendah. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya buku bacaan. Hasil Penilaian Mahasiswa Internasional (PISA) untuk Program PISA 2018 menunjukkan bahwa Indonesia dari 85 negara (OECD, 2022) mengarah ke tempat ke -80. Selain itu, hasil program untuk penilaian internasional penilaian kompetensi orang dewasa (PIAAC) juga dilakukan oleh OECD menunjukkan bahwa melek huruf di antara orang dewasa di Indonesia adalah 35 dari 35 negara (OECD, 2016).
Generasi Z merupakan generasi yang lahir pada tahun 1995-2010 yang juga disebut atau generasi internet. Oleh karena itu, literasi membaca rendah tidak sebanding dengan menggunakan internet dan berbagai perangkat. Siswa saat ini sebagai Generasi Z Baca Perangkat Digital. Ditemukan bahwa siswa lebih suka menemukan referensi untuk membaca perangkat digital dibandingkan dengan buku teks. Mereka bahkan mungkin lebih suka konten berbasis video dan multimedia daripada berbasis teks. Oleh karena itu, buku-buku pendidikan harus dikembangkan sebagai bahan pembelajaran sekolah yang penting dalam bentuk e-book dan buku digital.
Keunggulan buku elektronik di antaranya adalah lebih menarik, lebih mudah didistribusikan, dapat diakses di mana saja, dan lebih mudah diperbanyak atau digandakan. Infrastruktur dan penggunaan e-book. Peningkatan Keterampilan Membaca dan Literasi Digital Indonesia, terutama di Generasi Z. Selama sekitar dua tahun di bawah situasi Pandemi Covid 19, saya telah beradaptasi dengan berbagai kebiasaan baru. Salah satu dari ini menyangkut penggunaan TIK untuk berbagai tujuan, termasuk pelajaran jarak jauh dan pekerjaan dari rumah. Pandemi Covid-19 juga berarti bahwa e-book akan menjadi lebih populer. Pada akhirnya, menggunakan e-book mendorong siswa untuk menggunakan dan mengeksplorasi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan minat baca adalah keterampilan, akses, alternatif, dan budaya. Keterampilan adalah persyaratan awal dan memungkinkan seseorang untuk mengakses materi literasi. Access adalah sumber pendukung yang memungkinkan Anda mengakses bahan literasi seperti: Perpustakaan, toko buku, media massa. Dimensi alternatif terdiri dari berbagai informasi tentang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mengakses bahan literasi. Budaya adalah kebiasaan yang berkontribusi pada pembentukan kebiasaan melek huruf.
Meskipun literasi dasar seringkali hanya dikaitkan dengan literasi baca-tulis tetapi literasi dasar sebenarnya terdiri atas beberapa jenis. Literasi dasar yang dimaksudkan terdiri atas literasi: baca-tulis, numerasi, sains, digital, finansial, dan literasi budaya-kewargaan. Strategi untuk meningkatkan literasi siswa adalah meningkatkan fasilitas perpustakaan dan infrastruktur. Kesimpulan dari koleksi buku. Beberapa hal yang dimaksud adalah kerja keras untuk perpustakaan. Distribusi buku gratis untuk keluarga di masa kanak -kanak juga dianggap mencapai efek manusia salju. Ini berarti bahwa kebiasaan membaca dapat menjadi aktivitas sehari -hari dan pada akhirnya meningkatkan minat untuk membaca anak -anak.
Rabu, 12 Februari 2025.
Buya Dr. Mohamad Djasuli,(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)