SAMPANG, Metroliputan7.com.–
Penangkapan BBM Subsidi jenis solar oleh Satuan Tugas Pengawasan dan Monitoring Bahan Bakar Minyak (BBM) di akses Suramadu Jumat (15/8) menjadi tamparan keras bagi polres Sampang. Korps Bhayangkara dibawah pimpinan AKBP Siswantoro itu seolah hanya berpangku tangan terhadap kasus hukum diwilayahnya.
Salah satu bukti, kasus penangkapan BBM subsidi oleh Satuan Tugas Pengawasan Dan Monitoring Bahan Bakar Minyak (BBM) di akses Suramadu Jumat kemarin (15/9). Penyelewengan BBM itu lolos dari pantauan penegak hukum polres Sampang. Pelaku tindak pidana itu justru ditangkap oleh Satgas, yang terdiri dari BPH migas dan Pertamina.
Penangkapan Penyelewengam BBM bersubsidi itu terjadi pada Jumat sekitar pukul 06.30 pagi. Petugas Satgas yang sudah mengetahui adanya penyalahgunaan jual BBM bersubsidi sudah menerima informasi sejak lama. Merekapun mencoba melakukan penelusuran dan penyelidikan.
Puncaknya Jumat pagi. Satgas mencoba memberhentikan mobil tangki yang dicurigai berisi BBM jenis solar bersubsidi. Namun sayang, sopir truk terus menginjak pedal gas yang dikemudikannya. Dia tak menghiraukan petugas yang berusaha menghentikan laju kendaraannya.
Akhirnya, setelah melaju sekitar 3 km dari pengejaran, Satgas menghadang mobil tangki itu dengan dua mobil. “Setelah kita hadang dengan dua mobil baru mereka mau berhenti,” ujar salah satu anggota satgas berinisial PF.
Dari hasil pengakuan sopir tangki, Solar itu akan dijual ke PT Tunggal Nogo Jowo di Nganjuk, Jawa Timur. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan transportir dan supplier solar industri. “BBM jenis solar ini didapat atau dikumpulkan dari pembelian di sejumlah SPBU/SPBN di Sampang,” jelasnya.
Praktek jual beli BBM bersubdi ini dicurangi sudah berlangsung lama. Mengingat, banyak SPBU dan SPBN yang melayani pembelian dengan menggunakan jerigen. Padahal mereka bukan nelayan yang memang mendapat subsidi solar untuk kegiatan melaut.
