Mahasiswa program Belajar Bersama Komunitas (BBK) Universitas Airlangga (Unair) menggelar kegiatan bertajuk “EcoGrow: Pupuk Organik dari Minyak Jelantah untuk Kebun Sehat” di Desa Tanjungkenongo, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
Mojokerto — Metroliputan7.com.–
Mahasiswa program Belajar Bersama Komunitas (BBK) Universitas Airlangga (Unair) menggelar kegiatan bertajuk “EcoGrow: Pupuk Organik dari Minyak Jelantah untuk Kebun Sehat” di Desa Tanjungkenongo, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
Acara ini bertujuan mengedukasi masyarakat desa tentang pengelolaan limbah minyak jelantah menjadi pupuk organik cair yang ramah lingkungan dan meningkatkan produktivitas pertanian.
Kegiatan ini menghadirkan puluhan warga, termasuk anggota kelompok tani setempat, yang antusias mengikuti rangkaian edukasi dan praktik langsung pembuatan pupuk organik cair. Acara bermula dengan pemaparan tentang dampak negatif pembuangan minyak jelantah sembarangan terhadap lingkungan, seperti pencemaran tanah dan air.
Mahasiswa BBK Unair memberikan wawasan bahwa minyak jelantah dapat masyarakat olah menjadi pupuk organik cair menggunakan bahan-bahan sederhana. Seperti bioaktivator EM4, molase, bekatul, dan air. Proses fermentasi ini menghasilkan pupuk yang efektif meningkatkan kesuburan tanah dan tanaman secara alami.
Koordinator kegiatan, Adi Jalu, menyampaikan harapannya agar program EcoGrow dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan lingkungan. “Kami harap dengan ada program kerja EcoGrow ini, masyarakat Desa Tanjungkenongo bisa lebih melek akan pentingnya kesehatan lingkungan, salah satunya dengan menggunakan pupuk yang bahan-bahannya dari alam untuk aktivitas berkebun atau pertanian,” ungkapnya, Selasa(14/1/2025).
Dalam kegiatan ini, mahasiswa melakukan dua jenis sosialisasi utama. Pertama, sosialisasi tentang biofertilizer yang melibatkan pengenalan fungsi dan manfaat biofertilizer bagi kesuburan tanah. Bahan-bahan biofertilizer ini telah mahasiswa siapkan dan diberikan kepada warga sebagai bentuk dukungan terhadap praktik pertanian ramah lingkungan.
Kedua, sosialisasi tentang minyak jelantah, yang bermula dengan edukasi mengenai pentingnya pengelolaan limbah minyak jelantah. Setelah sosialisasi, warga mengikuti praktik langsung pembuatan pupuk organik cair dari minyak jelantah.
Hasil pupuk yang dibuat selama praktik ini dapat langsung dibawa pulang oleh warga untuk mereka gunakan di kebun mereka. Sekretaris Desa Tanjungkenongo, Ahmad Fauzi, mengapresiasi kegiatan ini. “Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat dan menjadi langkah keberlanjutan dari pertanian Desa Tanjungkenongo,” ujarnya.
Sebagai langkah lanjut, peserta mendapatkan dorongan untuk menerapkan pupuk organik cair yang telah mereka buat di kebun masing-masing. Mahasiswa berharap, melalui penerapan ini, masyarakat dapat melihat sendiri manfaat pupuk organik terhadap tanaman dan tanah mereka.
EcoGrow menjadi langkah awal menciptakan gerakan pertanian ramah lingkungan di Desa Tanjungkenongo, yang harapannya dapat masyarakat desa-desa lain adposi untuk mendukung pertanian berkelanjutan. Dengan semangat kolaborasi, kegiatan ini harapannya bisa membawa manfaat ekonomi sekaligus ekologis bagi masyarakat desa.